SELAMAT DATANG DI QISHOTU ILMI (LOVELY QOLBY)

Minggu, 21 Desember 2014

Biografi Penulis Tafsir Jalalalin

Biografi Penulis Tafsir Jalalalin
  1. Jalaluddin Al-Mahalli
Jalaluddin Al-Mahalli adalah seorang mufasir (ahli tafsir) berkebangsaan Mesir. Nama lengkapnya adalah Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Ibrahim bin Ahmad Al-Imam Al-Allamah Jalaluddin Al-Mahalli. Ia dilahirkan pada tahun 791 H/1389 M di Kairo, Mesir. Namun, ia lebih dikenal dengan julukan Jalaluddin Al-Mahalli yang berarti orang yang mempunyai keagungan dalam masalah agama. Sedangkan sebutan Al-Mahalli dinisbahkan pada kampung kelahirannya, Mahalla Al-Kubra, yang terletak di sebelah barat Kairo, tak jauh dari Sungai Nil.
Riwayat hidup Al-Mahalli tak terdokumentasi secara rinci. Hal ini disebabkan ia hidup pada masa kemunduran dunia Islam. Lagi pula ia tak memiliki banyak murid, sehingga segala aktivitasnya tidak terekam dengan jelas. Walau begitu, Al-Mahalli dikenal sebagai orang yang berkepribadian mulia dan hidup sangat pas-pasan, untuk tidak dikatakan miskin. Guna memnuhi kebutuhan sehari-hari, ia bekerja sebagai pedagang. Meski demikian kondisi tersebut tidak mengendurkan tekadnya untuk terus mengais ilmu. Tak mengherankan jika ia mempunyai banyak karangan yang salah satunya adalah Tafsir Al-Qur’an Al-’Adzim yang lebih dikenal dengan nama Tafsir Jalalain tetapi belum sempurna.
Sejak kecil tanda-tanda kecerdasan sudah menonjol pada diri Mahalli. Ia ulet menyerap berbagai ilmu, mulai dari Tafsir, Ushul Fikih, Teologi, Fikih, Nahwu dan Logika. Mayoritas ilmu tersebut dipelajarinya secara otodidak, hanya sebagian kecil yang diserap dari ulama-ulama salaf pada masanya, seperti Al-Badri Muhammad bin Al-Aqsari, Burhan Al-Baijuri, A’la Al-Bukhari dan Syamsuddin bin Al-Bisati.
Dalam kitab Mu’jam Al-Mufassirin, As-Sakhawi menuturkan bahwa Al-Mahalli adalah "sosok imam yang sangat pandai dan berfikiran jernih. Kecerdasannya di atas rata-rata".[1]
a.       Wafat
Al-Mahalli wafat pada awal tahun 864 H bertepatan dengan tahun 1455 M.
b.      Karya
Karya Jalaluddin al-Mahalli antara lain:
1.      Tafsir Al-Qur’an Al-Adzim
2.      Syarh Al-Qawa’id
3.      Syarh Tashil
4.      Hasyisyah ‘Ala Jawahir Al-Asnawi
5.      Syarh Jam’u Al-Jawami’ Syarh Waraqat
6.      Syarh Minhaj
  1. Jalaluddin As-Suyuti
Jalaluddin As-Suyuthi dilahirkan pada tahun 849 H/ 1445 di kota Kairo. Nama lengkapnya adalah Abdurrahman bin Kamal Abu Bakar bin Muhammad bin Sabiq Ad-Dhin bin Fakhr Utsman bin Nashiruddin Muhammad bin Himamuddin Al-Hammam Al-Hudairi As-Suyuthi. Bergelar Jalaluddin dan akrab dipanggil Abu Fadhil. Nama panggilan ini adalah pemberian dari gurunya, Al-Izzu Al-Kanani Al-Hanbali. Namun di kemudian hari ia lebih dikenal dengan nama As-Suyuthi, yang dinisbatkan kepada ayahnya yang dilahirkan di daerah Suyuth.
Ketika As-Suyuthi masih berumur 6 tahun, ayahnya meninggal dunia. Walaupun begitu ia tetap memiliki semangat tinggi dan kecerdasan yang luar biasa dalam menuntut ilmu. Maka tidaklah mengherankan jika ia mampu menhafal Al-Qur’an ketika usianya belum genap 8 tahun, kemudian ia juga mampu menghafal kitab Al-Umdah, Minhaj Al-Fiqih, dan Alfiyah Ibnu Malik.
Selain tekun belajar, ia juga rajin beribadah dan berdo’a. Tak sekalipun As-Suyuthi membuang waktu ketika menuntut ilmu. Suatu ketika, ia menunaikan ibadah haji dan meminum air zam-zam, lalu berdo’a agar ilmunya dalam bidang fiqih setingkat Al-Baqillani dan dalam bidang hadits sekaliber dengan Ibnu Hajar Al-Asqalani.[2]
Sedangkan Al-Suyuthi-lah yang menyempurnakan “proyek” gurunnya. Pada mulanya beliau tidak berminat menulis tafsir ini, tetapi demi memelihara diri dari apa yang telah disebutkan oleh Firman-Nya:
“Dan barang siapa yang buta hatinya didunia ini, niscaya diakhirat nanti ia akan lebih buta dan lebih tersesat dari jalan yang benar”. (Qs, Asl-Isra’: 72).
Maka dia menulis kitab ini, kitab ini selesai ditulis pada hari Ahad, tanggal 10 Syawal 870 Hijriah, Penulisannya di mulai pada hari rabu, awal Ramadhan dalam tahun yang sama, kemudian konsep jadinya diselesaikan pada hari Rabu 8 Safar 871 Hijriah.
a.       Perjalanan Mencari Ilmu
Dalam pengembaraannya mencari ilmu, As-Suyuthi singgah ke beberapa negeri seperti Syam, Hijaz, Yaman, India dan Maroko. Ia berguru kepada sejumlah ulama besar, diantaranya:
1.      Jalaluddin Al-Mahalli
2.      Ahmad bin Ali Ayamsahi (ulama fara’id)
3.      Al-Bulqaini (ulama fiqih)
4.      As-Syamani (ulama hadits, ushul fiqih, teologi dan nahwu)
5.      Al-Izzu Hanbali (ulama hadits, bahasa Arab, sejarah)
Selain guru laki-laki, As-Suyuthi juga meresap ilmu dari sejumlah ilmuwan perempuan, diantaranya:
1.      Aisyah binti Jarullah
2.      Ummu Hani binti Abul Hasan
3.      Shalihah binti Ali
4.      Niswan binti Abdullah Al-Kanani
5.      Hajar binti Muhammad Al-Mishriyyah

b.      Wafat
Jalaluddi As-Suyuthi meninggal dunia pada tahun 991 H.
c.       Karya Jalaluddin As-Suyuthi
As-Suyuthi mulai menulis ketika masih berusia 17 tahun. Namun ia baru memusatkan diri dalam berkarya ketika usianya menginjak 40 tahun. Beliau tinggal di tempat tinggalnya, Raudlatul Miqyas, di tepian Sungai Nil. Ia termasuk ulama yang sangat produktif dalam berkarya. Ia memiliki ratusan kitab dalam berbagai bidang keilmuan, mulai dari Tafsir, Hadits, Fiqih, Bahasa Arab, Sastra, Tasawuf, hingga ilmu Sejarah. Ibnu Iyas, salah seorang murid As-Suyuthi, mengatakan bahwa jumlah karya As-Suyuthi mencapai 600 buah. Adapun menurut As-Sa’id Manduh, karya As-Suyuthi mencapai 725 buah. Karya As-Suyuti diantaranya:
1.      Al-Itqan fi Ulum Al-Qur’an
2.      Ad-Durr Al-Manshur fi At-Tafsir bil-Ma’tsur
3.      Tarjuman Al-Qur’an fi At-Tafsir Al-Musnad
4.      Asrar At-Tanzil
5.      Lubab An-Nuqul fi Asbab An-Nuzul
6.      At-Takhbirfi Ulum At-Tafsir
7.      Mufhamat Al-Qur’an fi Mubhamat Al-Qur’an
8.      Al-Iklil fi Istinbat At-Tanzil
9.      Al-Hasyisyah fi Tafsir Al-Baidhawi
10.  Takmilah Tafsir As-Syaikh Jalaluddin Al-Mahall. [3]



[1]. Ghofur Saiful Amin,  Profil Para Mufasir al-Qur’an, Yogyakarta, Puataka Insan Madani, 2008.
[2]. Syeikh Muhammad Ali As-Shabuni, Terjemah At-Tibyan fi ‘Ulumil Qur’an, , judul:Ikhtisar Ulumul Qur’an Praktis, diterjemahkan oleh Muhammad Qadirun Nur, Penerbit Pustaka Amani Jakarta, th. 2001.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar